Hae Na punya kastil yang megah. Kastil itu dijalankan oleh para pelayan yang punya tampang oke. Hae Na punya daftar ketat pada hal-hal yang harus dipatuhi. Satu kali kesalahan saja bisa membuat seseorang dipecat.
Contohnya saja, pelayan pribadi Hae Na yang baru. Hae Na tidak akan mempertimbangkan kalau seorang pelayan baru membuat kesalahan, dan ketika sang pelayan memintanya untuk mengulangi sesuatu sekali lagi, pelayan itu dipecat! Artinya harus mencari pelayan baru dan sampai saat ini belum ada yang pelayan yang pas buat Hae Na.
Seo Dong Chan. Pria ini sedang membawakan pidato dihadapan orang banyak di sebuah gereja. Dia menjelaskan nilai-nilai penting akan keyakinan pada Yesus dan mendapatkan perhatian antusias dari pendengarnya. Semua orang menyukainya. Dia sangat mengagumkan.
Tapi saat keluar dari gereja, dia mendesah dan yakin sudah melakukan hal-hal aneh belakangan ini. Saat itu pula dia dipojokkan oleh tiga penagih hutang. Dong Chan sudah membayar uang pokoknya, tapi mereka bertiga mendatanginya untuk menagih bunganya! Dong Chan kabur! Sialnya, dia malah terpojok lagi di sebuah gang.
Uang yang dipinjam Dong Chan bukannya dipakai buat bersenang-senang tapi untuk sesuatu yang baik. Ketika ibunya jatuh sakit, dia mencari pinjaman untuk membayar biaya rumah sakit dan kemudian bahkan bekerja di bar buat membayar hutang itu.
Tapi Eui Joo marah pada keputusan Dong Chan untuk bekerja di bar (menjadi host tapi bukan prostitusi tapi mungkin mendekati!) dan membuatnya berjanji untuk tidak kembali ke tempat itu lagi. Eui Joo adalah alasan Dong Chan kenapa dia ada di gereja untuk mengumumkan penegasan keyakinannya.
Dong Chan dan Eui Joo secara rutin membantu toko bunga yang dikelola ibu Eui Joo. Hari ini, Dong Chan keluar untuk mengantarkan pesanan ketika truknya dihalangi oleh seorang pengendara mobil sport yang ugal-ugalan: Hae Na!
Penasaran pada pengendara tidak bertanggung jawab itu, Dong Chan memandangi mobil sport itu, yang dihentikan oleh lampu merah. Dong Chan berjalan ke arah jendela dan mulai mengucapkan pidatonya. Hae Na benar-benar tidak punya kesabaran dan menyerahkan uang padanya. Dong Chan merasa dihina dengan cara Hae Na yang begitu saja menyerahkan ganti rugi – dia ingin permintaan maaf dan mulai mencemoohnya. Lelah mendengar perkataan Dong Chan, Hae Na melemparkan segenggam uang keluar jendela lalu pergi.
Perilaku kejam seperti itu sama sekali tidak bisa ditolerir. Dong Chan naik pitam. Dia menyalakan kendaraannya lalu tancap gas. Dia mengejar Hae Na. Karena mendapat tantangan, Hae Na juga menaikkan kecepatan mobilnya dan mandahului truk Dong Chan. Tidak kehabisan ide, Dong Chan memilih jalan pintas melewati jalan sempit dan memblokade jalan.
Blokade ini membuat Hae Na berhenti di tengah jalan. Dia sudah habis kesabaran pada pria ini dan memandangnya. Hae Na juga mulai naik pitam. Kemarahan itu membuat Hae Na mengesampingkan akal sehatnya. Dia menghantamkan mobilnya ke truk Dong Chan!
Mereka berakhir di kantor polisi. Hea Na tidak terlalu khawatir sebab dia punya pengacara yang bersedia membantunya bernegosiasi. Dong Chan menolak ide bahwa dia dibeli, sampai pria itu menyebutkan: 30 juta won! Ketika Dong Chan tidak menjawab, pria itu menaikkan lagi jumlahnya menjadi 50 juta won!
Jumlah itu setara dengan jumlah hutangnya, jadi dia memikirkan hal itu berulang-ulang dan mungkin dia akan menerima penawaran itu. Tapi Hae Na muncul dan menyindir dengan mengatakan bahwa Dong Chan menunda-nunda agar mendapatkan lebih banyak uang. Jika itu adalah tujuannya, dia tidak akan meneruskan negosiasi: kesepakatan dibatalkan! Mereka akan menangani hal ini lewat jalur resmi. Kesal pada apa yang yang dikatakan Hae Na, Dong Chan berkata bahwa mereka akan meyelesaikan ini lewat jalur hukum.
Kali ini hukum berpihak pada Dong Chan. Hae Na mendapatkan tuduhan berlapis: berkendara ugal-ugalan, melakukan kekerasan, dan merusak barang orang lain. Hukuman yang diterimanya berupa denda (yang tidak seberapa buatnya) dan kerja sosial selama 150 jam! Hae Na ditugaskan untuk bekerja di pusat perawatan anak melakukan pekerjaan seperti membersihkan kandang ayam.
Dong Chan mungkin menang dalam kecelakaan itu, tapi dia kalah dalam urusan mencari uang. Dia pergi ke tempat bekerjanya yang dulu untuk meminjam uang tapi malah diusir. Bosnya sebenarnya mencoba untuk mengajaknya bekerja di bar lagi tapi Dong Chan ingat pada janjinya dan menolaknya. Dia terjebak pada pekerjaan aneh seperti menjadi supir dan menyebarkan brosur. Eui Joo sangat mengkhawatirkannya tapi Dong Chan hanya bilang kalau dia akan segera menemukan pemecahan masalahnya.
Di sisi lain, Hae Na masih belum bisa menerima kenyataan. Dia masih marah karena harus dihukum bekerja sosial. Dan ejekan dari sepupunya Su Ah, membuat amarahnya menjadi-jadi. Dia tidak bisa terima bila diejek oleh teman-teman Su Ah dan teman-temannya sendiri. Jadi dia memerintahkan asistennya untuk menemukan pria yang bertanggung jawab atas hal tersebut (Dong Chan). Dia ingin mengahancurkan pria itu. Waktu dia mendengar Dong Chan baru-baru ini bekerja sebagai supir, Hae Na punya sebuah ide.
Dong Chan tidak langsung mengenali Hae Na ketika dia muncul sebagai kliennya, tapi dia menghidupkan ingatan Dong Chan saat mereka berkendara. Dengan senyuman yang penuh ejekan, Hae Na bilang bahwa dia akan mendapatkannya, dan mulai mengacak-acak rambutnya sendiri, melepaskan sebelah sepatu dan mengoleskan lipstiknya di bibir Dong Chan. Pria malang itu bereaksi dan Hae Na mulai berteriak-teriak bahwa dia sedang diculik. Mobil itu dihentikan oleh polisi dan Dong Chan ditangkap. Hae Na berperan sebagai korban dan tak seorang pun peduli pada pengakuan tak bersalah Dong Chan.
Bahkan Eui Joo dan ibunya tidak percaya pada Dong Chan awalnya. Kedengaran aneh saja bahwa kejadian itu adalah skenario yang dipersiapkan si jahat Hae Na untuk balas dendam. Untungnya, kakek Hae Na mendengar kejadian tersebut dan segera memerintahkan agar tuduhan itu dicabut. Dong Chan dilepaskan.
Berita bagus, namun keesokkan harinya, ibu Eui Joo meledakkan sebuah berita mengerikan: rumah mereka baru saja dibeli dan pemilik barunya memerintahkan mereka untuk pindah besok. Sangat mustahil. Dong Chan bertanya siapa pemilik barunya dan mana Kang San Group disebut.
Dengan marah, Dong Chan langsung pergi ke rumah Hae Na dimana dia dihalangi oleh tiga pelayan Hae Na yang paling setia. Tentu saja mereka tidak akan membiarkan Dong Chan masuk. Dia melakukan gerak cepat, memakai salah satu dari mereka sebagai tameng dan berlari masuk. Para pria itu mengejar, tapi kehilangan jejak.
Melihat Manajer Kang sedang berkebun, dia mengira bahwa pria tua itu adalah pelayan dan bertanya dimana bisa menemukan Hae Na. Dong Chan gatal ingin melawan Hae Na dan tidak mau menyembunyikan penghinaannya pada wanita itu, memahami ketidaksopanannya karena telah membeli rumahnya hanya untuk menghancurkannya. Apa uang adalah segalanya? Kalau saja Hae Na adalah adiknya, dia bakal mengikatnya dan mengajarinya bersikap baik. Hanya perlu waktu sebulan. Tidak. Dua bulan soalnya Hae Na mengerikan banget.
Dia meminta kakek untuk tidak memberitahu pelayan dimana dia berada, tapi dengan senang kakek malah memanggil mereka. Tepat ketika para pelayan membungkuk dihadapan kakek, Dong Chan sadar bahwa dia sudah berbicara pada kakek Hae Na, yang memerintahkan para pria itu untuk memegang Dong Chan untuk mengajaknya berbicara.
Perbuatan Hae Na yang mengganggu ketenangan umum menjadi berita dan sebagai hukumannya, Manajer Kang mengurungnya: dia tidak boleh meninggalkan rumah. Kakek bertanya apakah perilaku buruknya ada hubungan dengan boneka gajah berwarna pink yang ada hubungan dengan cinta pertama Hae Na waktu dia berusia 18 tahun. Dia berpura-pura bahwa hukuman itu bukan masalah besar, tapi jelas sekali kalau hal itu berefek besar padanya. Dia juga bertanya-tanya kenapa kakek begitu tertarik pada kehidupannya sekarang.
Hae Na tidak menganggap hukuman kurungan itu serius dan malah merencanakan liburan seminggu ke New York. Asisten kakeknya mengingatkan dia bahwa dia tidak boleh meninggalkan rumah tapi Hae Na mengabaikannya dan pergi ke bandara.
Di bandara, Dong Chan mendekatinya dengan ekspresi aneh. Yang mambuat Hae Na terkejut, dia menariknya dan memeluknya dengan erat. Hae Na melawan tapi Dong Chan malah menekankan wajah wanita itu ke dadanya untuk meredam perlawanannya. Dong Chan juga mengucapkan kalimat klise namun romantis seperti: “Aku benar-benar salah. Aku tidak bisa membiarkanmu pergi seperti ini. Ayo mulai dari awal lagi!”
Dong Chan menaikkan Hae Na ke bahunya dan melambai pada kerumunan yang terakgum-kagum. Dia juga bilang: “Dia kekasihku!” Dia membawa Hae Na keluar dan memasukkannya ke dalam mobil setelah mengikat tangan wanita itu. Dengan penuh percaya diri Hae Na bilang bahwa kakeknya pasti menyadari ketidakhadirannya dan mengirim orang untuk mencarinya. Dong Chan tetap tenang meski mobli polisi meraung-raung di luar sana tapi anehnya mobil polisi itu malah tidak menghentikannya dan menuju tempat lain.
Hae Na mulai merasa benar-benar ketakutan. Apa pria ini menginginkan uang? Dia punya banyak uang. Jika dia menyebutkan jumlahnya, kakeknya pasti akan membayar. Dong Chan tidak menyahut, jadi Hae Na berasumsi kalau dia tidak tertarik pada uang yang merupakan hal yang sangat menakutkan. Apakah dia akan membunuhnya? Baiklah, tapi tolong jangan tenggelamkan dia – dia takut air dan tolong bilang pada kakek kalau dia menyayanginya.
Polisi tadi sudah sampai di tempat tujuannya, yang ternyata adalah rumah Eui Joo. Dia dan ibunya sudah melakukan yang terbaik untuk melawan para pekerja bangunan yang datang. Mereka akan tetap berjuang agar rumah mereka tidak dihancurkan. Ketika polisi tiba, mereka baru tahu kalau para pekerja itu dikirim untuk memperbaiki rumah mereka dan Eui Joo sangat malu berhadapan dengan polisi itu. Sementara itu, ibunya sangat senang pada kemajuan yang sudah mereka dapatkan.
Akhirnya, Dong Chan menghentikan mobil dan meminta Hae Na untuk turun. Mereka sudah tiba. Dia jadi bertambah bingung saat mengenali tempat itu. Lebih-lebih kakeknya tidak terlihat khawatir padanya. Manajer Kang tersenyum meski tidak tahu kalau Dong Chan akan menggunakan cara yang ekstrem. Tapi cara bukan jadi masalah, yang penting Hae Na sudah disini.
Hae Na tidak percaya ini – mereka saling kenal? Mereka bekerja sama? Kakek Kang mengingatkan Hae Na: “Sekarang apa kau melihat yang akan terjadi bila kau melanggar perintahku untuk tidak meninggalkan rumah?” Dan Dong Chan memperkenalkan diri sebagai pelayan pribadi Hae Na yang baru!
source :http://meylaniaryanti.wordpress.com/2010/04/09/sinopsis-my-fair-lady-%E2%80%93-episode-1/
Contohnya saja, pelayan pribadi Hae Na yang baru. Hae Na tidak akan mempertimbangkan kalau seorang pelayan baru membuat kesalahan, dan ketika sang pelayan memintanya untuk mengulangi sesuatu sekali lagi, pelayan itu dipecat! Artinya harus mencari pelayan baru dan sampai saat ini belum ada yang pelayan yang pas buat Hae Na.
Seo Dong Chan. Pria ini sedang membawakan pidato dihadapan orang banyak di sebuah gereja. Dia menjelaskan nilai-nilai penting akan keyakinan pada Yesus dan mendapatkan perhatian antusias dari pendengarnya. Semua orang menyukainya. Dia sangat mengagumkan.
Tapi saat keluar dari gereja, dia mendesah dan yakin sudah melakukan hal-hal aneh belakangan ini. Saat itu pula dia dipojokkan oleh tiga penagih hutang. Dong Chan sudah membayar uang pokoknya, tapi mereka bertiga mendatanginya untuk menagih bunganya! Dong Chan kabur! Sialnya, dia malah terpojok lagi di sebuah gang.
Uang yang dipinjam Dong Chan bukannya dipakai buat bersenang-senang tapi untuk sesuatu yang baik. Ketika ibunya jatuh sakit, dia mencari pinjaman untuk membayar biaya rumah sakit dan kemudian bahkan bekerja di bar buat membayar hutang itu.
Tapi Eui Joo marah pada keputusan Dong Chan untuk bekerja di bar (menjadi host tapi bukan prostitusi tapi mungkin mendekati!) dan membuatnya berjanji untuk tidak kembali ke tempat itu lagi. Eui Joo adalah alasan Dong Chan kenapa dia ada di gereja untuk mengumumkan penegasan keyakinannya.
Dong Chan dan Eui Joo secara rutin membantu toko bunga yang dikelola ibu Eui Joo. Hari ini, Dong Chan keluar untuk mengantarkan pesanan ketika truknya dihalangi oleh seorang pengendara mobil sport yang ugal-ugalan: Hae Na!
Penasaran pada pengendara tidak bertanggung jawab itu, Dong Chan memandangi mobil sport itu, yang dihentikan oleh lampu merah. Dong Chan berjalan ke arah jendela dan mulai mengucapkan pidatonya. Hae Na benar-benar tidak punya kesabaran dan menyerahkan uang padanya. Dong Chan merasa dihina dengan cara Hae Na yang begitu saja menyerahkan ganti rugi – dia ingin permintaan maaf dan mulai mencemoohnya. Lelah mendengar perkataan Dong Chan, Hae Na melemparkan segenggam uang keluar jendela lalu pergi.
Perilaku kejam seperti itu sama sekali tidak bisa ditolerir. Dong Chan naik pitam. Dia menyalakan kendaraannya lalu tancap gas. Dia mengejar Hae Na. Karena mendapat tantangan, Hae Na juga menaikkan kecepatan mobilnya dan mandahului truk Dong Chan. Tidak kehabisan ide, Dong Chan memilih jalan pintas melewati jalan sempit dan memblokade jalan.
Blokade ini membuat Hae Na berhenti di tengah jalan. Dia sudah habis kesabaran pada pria ini dan memandangnya. Hae Na juga mulai naik pitam. Kemarahan itu membuat Hae Na mengesampingkan akal sehatnya. Dia menghantamkan mobilnya ke truk Dong Chan!
Mereka berakhir di kantor polisi. Hea Na tidak terlalu khawatir sebab dia punya pengacara yang bersedia membantunya bernegosiasi. Dong Chan menolak ide bahwa dia dibeli, sampai pria itu menyebutkan: 30 juta won! Ketika Dong Chan tidak menjawab, pria itu menaikkan lagi jumlahnya menjadi 50 juta won!
Jumlah itu setara dengan jumlah hutangnya, jadi dia memikirkan hal itu berulang-ulang dan mungkin dia akan menerima penawaran itu. Tapi Hae Na muncul dan menyindir dengan mengatakan bahwa Dong Chan menunda-nunda agar mendapatkan lebih banyak uang. Jika itu adalah tujuannya, dia tidak akan meneruskan negosiasi: kesepakatan dibatalkan! Mereka akan menangani hal ini lewat jalur resmi. Kesal pada apa yang yang dikatakan Hae Na, Dong Chan berkata bahwa mereka akan meyelesaikan ini lewat jalur hukum.
Kali ini hukum berpihak pada Dong Chan. Hae Na mendapatkan tuduhan berlapis: berkendara ugal-ugalan, melakukan kekerasan, dan merusak barang orang lain. Hukuman yang diterimanya berupa denda (yang tidak seberapa buatnya) dan kerja sosial selama 150 jam! Hae Na ditugaskan untuk bekerja di pusat perawatan anak melakukan pekerjaan seperti membersihkan kandang ayam.
Dong Chan mungkin menang dalam kecelakaan itu, tapi dia kalah dalam urusan mencari uang. Dia pergi ke tempat bekerjanya yang dulu untuk meminjam uang tapi malah diusir. Bosnya sebenarnya mencoba untuk mengajaknya bekerja di bar lagi tapi Dong Chan ingat pada janjinya dan menolaknya. Dia terjebak pada pekerjaan aneh seperti menjadi supir dan menyebarkan brosur. Eui Joo sangat mengkhawatirkannya tapi Dong Chan hanya bilang kalau dia akan segera menemukan pemecahan masalahnya.
Di sisi lain, Hae Na masih belum bisa menerima kenyataan. Dia masih marah karena harus dihukum bekerja sosial. Dan ejekan dari sepupunya Su Ah, membuat amarahnya menjadi-jadi. Dia tidak bisa terima bila diejek oleh teman-teman Su Ah dan teman-temannya sendiri. Jadi dia memerintahkan asistennya untuk menemukan pria yang bertanggung jawab atas hal tersebut (Dong Chan). Dia ingin mengahancurkan pria itu. Waktu dia mendengar Dong Chan baru-baru ini bekerja sebagai supir, Hae Na punya sebuah ide.
Dong Chan tidak langsung mengenali Hae Na ketika dia muncul sebagai kliennya, tapi dia menghidupkan ingatan Dong Chan saat mereka berkendara. Dengan senyuman yang penuh ejekan, Hae Na bilang bahwa dia akan mendapatkannya, dan mulai mengacak-acak rambutnya sendiri, melepaskan sebelah sepatu dan mengoleskan lipstiknya di bibir Dong Chan. Pria malang itu bereaksi dan Hae Na mulai berteriak-teriak bahwa dia sedang diculik. Mobil itu dihentikan oleh polisi dan Dong Chan ditangkap. Hae Na berperan sebagai korban dan tak seorang pun peduli pada pengakuan tak bersalah Dong Chan.
Bahkan Eui Joo dan ibunya tidak percaya pada Dong Chan awalnya. Kedengaran aneh saja bahwa kejadian itu adalah skenario yang dipersiapkan si jahat Hae Na untuk balas dendam. Untungnya, kakek Hae Na mendengar kejadian tersebut dan segera memerintahkan agar tuduhan itu dicabut. Dong Chan dilepaskan.
Berita bagus, namun keesokkan harinya, ibu Eui Joo meledakkan sebuah berita mengerikan: rumah mereka baru saja dibeli dan pemilik barunya memerintahkan mereka untuk pindah besok. Sangat mustahil. Dong Chan bertanya siapa pemilik barunya dan mana Kang San Group disebut.
Dengan marah, Dong Chan langsung pergi ke rumah Hae Na dimana dia dihalangi oleh tiga pelayan Hae Na yang paling setia. Tentu saja mereka tidak akan membiarkan Dong Chan masuk. Dia melakukan gerak cepat, memakai salah satu dari mereka sebagai tameng dan berlari masuk. Para pria itu mengejar, tapi kehilangan jejak.
Melihat Manajer Kang sedang berkebun, dia mengira bahwa pria tua itu adalah pelayan dan bertanya dimana bisa menemukan Hae Na. Dong Chan gatal ingin melawan Hae Na dan tidak mau menyembunyikan penghinaannya pada wanita itu, memahami ketidaksopanannya karena telah membeli rumahnya hanya untuk menghancurkannya. Apa uang adalah segalanya? Kalau saja Hae Na adalah adiknya, dia bakal mengikatnya dan mengajarinya bersikap baik. Hanya perlu waktu sebulan. Tidak. Dua bulan soalnya Hae Na mengerikan banget.
Dia meminta kakek untuk tidak memberitahu pelayan dimana dia berada, tapi dengan senang kakek malah memanggil mereka. Tepat ketika para pelayan membungkuk dihadapan kakek, Dong Chan sadar bahwa dia sudah berbicara pada kakek Hae Na, yang memerintahkan para pria itu untuk memegang Dong Chan untuk mengajaknya berbicara.
Perbuatan Hae Na yang mengganggu ketenangan umum menjadi berita dan sebagai hukumannya, Manajer Kang mengurungnya: dia tidak boleh meninggalkan rumah. Kakek bertanya apakah perilaku buruknya ada hubungan dengan boneka gajah berwarna pink yang ada hubungan dengan cinta pertama Hae Na waktu dia berusia 18 tahun. Dia berpura-pura bahwa hukuman itu bukan masalah besar, tapi jelas sekali kalau hal itu berefek besar padanya. Dia juga bertanya-tanya kenapa kakek begitu tertarik pada kehidupannya sekarang.
Hae Na tidak menganggap hukuman kurungan itu serius dan malah merencanakan liburan seminggu ke New York. Asisten kakeknya mengingatkan dia bahwa dia tidak boleh meninggalkan rumah tapi Hae Na mengabaikannya dan pergi ke bandara.
Di bandara, Dong Chan mendekatinya dengan ekspresi aneh. Yang mambuat Hae Na terkejut, dia menariknya dan memeluknya dengan erat. Hae Na melawan tapi Dong Chan malah menekankan wajah wanita itu ke dadanya untuk meredam perlawanannya. Dong Chan juga mengucapkan kalimat klise namun romantis seperti: “Aku benar-benar salah. Aku tidak bisa membiarkanmu pergi seperti ini. Ayo mulai dari awal lagi!”
Dong Chan menaikkan Hae Na ke bahunya dan melambai pada kerumunan yang terakgum-kagum. Dia juga bilang: “Dia kekasihku!” Dia membawa Hae Na keluar dan memasukkannya ke dalam mobil setelah mengikat tangan wanita itu. Dengan penuh percaya diri Hae Na bilang bahwa kakeknya pasti menyadari ketidakhadirannya dan mengirim orang untuk mencarinya. Dong Chan tetap tenang meski mobli polisi meraung-raung di luar sana tapi anehnya mobil polisi itu malah tidak menghentikannya dan menuju tempat lain.
Hae Na mulai merasa benar-benar ketakutan. Apa pria ini menginginkan uang? Dia punya banyak uang. Jika dia menyebutkan jumlahnya, kakeknya pasti akan membayar. Dong Chan tidak menyahut, jadi Hae Na berasumsi kalau dia tidak tertarik pada uang yang merupakan hal yang sangat menakutkan. Apakah dia akan membunuhnya? Baiklah, tapi tolong jangan tenggelamkan dia – dia takut air dan tolong bilang pada kakek kalau dia menyayanginya.
Polisi tadi sudah sampai di tempat tujuannya, yang ternyata adalah rumah Eui Joo. Dia dan ibunya sudah melakukan yang terbaik untuk melawan para pekerja bangunan yang datang. Mereka akan tetap berjuang agar rumah mereka tidak dihancurkan. Ketika polisi tiba, mereka baru tahu kalau para pekerja itu dikirim untuk memperbaiki rumah mereka dan Eui Joo sangat malu berhadapan dengan polisi itu. Sementara itu, ibunya sangat senang pada kemajuan yang sudah mereka dapatkan.
Akhirnya, Dong Chan menghentikan mobil dan meminta Hae Na untuk turun. Mereka sudah tiba. Dia jadi bertambah bingung saat mengenali tempat itu. Lebih-lebih kakeknya tidak terlihat khawatir padanya. Manajer Kang tersenyum meski tidak tahu kalau Dong Chan akan menggunakan cara yang ekstrem. Tapi cara bukan jadi masalah, yang penting Hae Na sudah disini.
Hae Na tidak percaya ini – mereka saling kenal? Mereka bekerja sama? Kakek Kang mengingatkan Hae Na: “Sekarang apa kau melihat yang akan terjadi bila kau melanggar perintahku untuk tidak meninggalkan rumah?” Dan Dong Chan memperkenalkan diri sebagai pelayan pribadi Hae Na yang baru!
source :http://meylaniaryanti.wordpress.com/2010/04/09/sinopsis-my-fair-lady-%E2%80%93-episode-1/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar