Ada apa dengan Oh Ha Ni?
Jika suatu saat aku ada tugas dan harus berpasangan dengannya
maka aku akan mendapatkan nilai F sepertinya.
Bagaimana mungkin dia berharap menjadi
seorang perawat jika kemampuannya seperti ini...
Aku setengah khawatir padanya dan setengah merasa ingin mengejeknya.
Bisikan itu jelas sekali di tunjukan pada Ha Ni.
Kemana dia pergi?
Kuharap dia tidak sedang menangis di suatu tempat.
Hatiku merasa terluka seperti ditindas oleh batu besar.
Seperti yang aku pikirkan...
Dia sedang duduk di dalam lab dengan sedih.
Rasa sedih yang di rasakan terlihat jelas di wajahnya.
Karena aku merasa kasihan padanya, maka aku berkata....
"Jika kau takut maka kau sebaiknya menyerah. Kau menjadi perawat hanya karena aku bilang ingin menjadi dokter.
Jangan membebani orang lain dan menyerah saja."
Ya pada akhirnya aku mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya aku katakan.
Keistimewaan dari Ha Ni adalah walaupun dia berdiri lemah seperti rumput, namun jika dia mendapatkan motivasi maka
dia dapat berdiri tegak seperti pohon pinus yang berdiri kokoh.
Jadi maafkan aku tidak menerima rengekan manjamu itu Ha Ni karena aku merasa menolongmu dari belakang secara diam-diam itu lebih baik.
Tapi melihat Ha Ni yang berusaha berlatih dengan boneka beruangnya itu....
Aku mulai berfikir bahwa terkadang sebuah wortel dan tongkat itu di butuhkan.
Hari ini aku melihat diriku sendiri dan sadar bahwa diriku ini sangat payah dalam mengekspresikan perasaan cintaku ini pada Ha Ni.
Bukankah menyerah dari prinsipku demi Ha Ni adalah bagian dari cinta juga?
Hmm kurasa aku harus meminjamkan bahuku ini
pada istriku yang sedang kesulitan.
Tentu saja aku juga dapat berkeringat karena gugup.
Tapi aku berusaha memberikan lenganku ini dengan penuh senyuman pada Ha Ni agar dia dapat berlatih mengambil darah.
Tapi benar-benar Oh Ha Ni...
Kenyataannya berbeda... Aku merasa ini terlalu sakit untuk menahan rasa sakit ini demi nama cinta!
"Berdarah. Ini berdarah. Aku berhasil!"
Melihat istriku yang begitu bergembira ini...
Aku mulai berfikir untuk mengesampingkan prinsip-prinsipku demi dapat melihat senyumannya.
Kau berhasil, Oh Ha Ni.
Kau dapat menjadi seorang perawat sejati yang memikirkan rasa sakit pasien sebagai rasa sakitmu juga.
Kamu mungkin tidak terampil dalam memberikan suntikan, tapi...
Hatimu yang hangat itu akan menjadikan dirimu sebagai seorang perawat sejati.
Dan sepertinya obyek percobaan Ha Ni selanjutnya adalah Eun Jo.
"Adik Ipar, kau sudah pulang?"
Ah semoga kau berhasil Eun Jo!
Jika suatu saat aku ada tugas dan harus berpasangan dengannya
maka aku akan mendapatkan nilai F sepertinya.
Bagaimana mungkin dia berharap menjadi
seorang perawat jika kemampuannya seperti ini...
Aku setengah khawatir padanya dan setengah merasa ingin mengejeknya.
Bisikan itu jelas sekali di tunjukan pada Ha Ni.
Kemana dia pergi?
Kuharap dia tidak sedang menangis di suatu tempat.
Hatiku merasa terluka seperti ditindas oleh batu besar.
Seperti yang aku pikirkan...
Dia sedang duduk di dalam lab dengan sedih.
Rasa sedih yang di rasakan terlihat jelas di wajahnya.
Karena aku merasa kasihan padanya, maka aku berkata....
"Jika kau takut maka kau sebaiknya menyerah. Kau menjadi perawat hanya karena aku bilang ingin menjadi dokter.
Jangan membebani orang lain dan menyerah saja."
Ya pada akhirnya aku mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya aku katakan.
Keistimewaan dari Ha Ni adalah walaupun dia berdiri lemah seperti rumput, namun jika dia mendapatkan motivasi maka
dia dapat berdiri tegak seperti pohon pinus yang berdiri kokoh.
Jadi maafkan aku tidak menerima rengekan manjamu itu Ha Ni karena aku merasa menolongmu dari belakang secara diam-diam itu lebih baik.
Tapi melihat Ha Ni yang berusaha berlatih dengan boneka beruangnya itu....
Aku mulai berfikir bahwa terkadang sebuah wortel dan tongkat itu di butuhkan.
Hari ini aku melihat diriku sendiri dan sadar bahwa diriku ini sangat payah dalam mengekspresikan perasaan cintaku ini pada Ha Ni.
Bukankah menyerah dari prinsipku demi Ha Ni adalah bagian dari cinta juga?
Hmm kurasa aku harus meminjamkan bahuku ini
pada istriku yang sedang kesulitan.
Tentu saja aku juga dapat berkeringat karena gugup.
Tapi aku berusaha memberikan lenganku ini dengan penuh senyuman pada Ha Ni agar dia dapat berlatih mengambil darah.
Tapi benar-benar Oh Ha Ni...
Kenyataannya berbeda... Aku merasa ini terlalu sakit untuk menahan rasa sakit ini demi nama cinta!
"Berdarah. Ini berdarah. Aku berhasil!"
Melihat istriku yang begitu bergembira ini...
Aku mulai berfikir untuk mengesampingkan prinsip-prinsipku demi dapat melihat senyumannya.
Kau berhasil, Oh Ha Ni.
Kau dapat menjadi seorang perawat sejati yang memikirkan rasa sakit pasien sebagai rasa sakitmu juga.
Kamu mungkin tidak terampil dalam memberikan suntikan, tapi...
Hatimu yang hangat itu akan menjadikan dirimu sebagai seorang perawat sejati.
Dan sepertinya obyek percobaan Ha Ni selanjutnya adalah Eun Jo.
"Adik Ipar, kau sudah pulang?"
Ah semoga kau berhasil Eun Jo!
cr :http://zoladiaries.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar